Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat mengancam sistem saraf. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa penyakit tetanus disebabkan oleh luka akibat tusukan paku berkarat. Namun faktanya hal, ini tidak sepenuhnya benar.

Lantas, apa yang menjadi penyebab tetanus dan bagaimana cara mengatasinya? Mari simak selengkapnya pada ulasan di bawah ini.

Apa itu Tetanus?

Tetanus adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Infeksi dari bakteri ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.

Bakteri C. tetani menginfeksi seseorang melalui luka terbuka. Jadi, ketika seseorang terkena paku berkarat, bukan paku berkarat yang menyebabkan terjadinya tetanus. Melainkan, luka terbuka akibat tusukan atau sayatan tersebut yang menjadi jalan bagi bakteri C. tetani untuk menginfeksi sistem saraf.

Perlu diketahui bahwa angka penyakit tetanus di negara berkembang termasuk tinggi. Salah satunya karena program vaksinasi yang masih terbatas.

Jenis-Jenis Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang terbagi atas beberapa jenis berdasarkan temuan klinisnya. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Tetanus Umum

Seperti namanya, tetanus umum adalah jenis yang paling umum terjadi yaitu sekitar 85-90% dari keseluruhan kasus infeksi bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini dapat dipicu oleh luka berat maupun ringan.

Gejala paling umum dari kondisi ini adalah rasa kaku pada rahang. Biasanya gejalanya akan muncul 7-21 hari setelah terinfeksi pertama kali, tergantung dari lokasi luka dengan sistem saraf pusat.

2. Tetanus Neonatal

Tetanus neonatal merupakan bagian dari jenis tetanus umum. Infeksi jenis ini lebih banyak terjadi di negara-negara berkembang dan menyebabkan hampir setengah dari total kasus kematian bayi baru lahir.

Sering kali terjadi karena proses persalinan kurang steril serta bayi terlahir dari ibu yang belum menerima vaksinasi tetanus. Proses inkubasi tetanus neonatal berlangsung sekitar 3-10 hari dan risiko kematiannya mencapai 70%.

3. Tetanus Lokal

Jenis tetanus yang satu ini cukup jarang terjadi. Adapun gejala yang muncul berupa kejang otot pada bagian tubuh yang terluka. Untuk tingkat keparahan bervariasi tergantung dari masing-masing penderitanya.

4. Tetanus Sefalik

Tetanus sefalik adalah jenis infeksi yang paling jarang ditemukan. Seringnya kondisi ini menyerang setelah seseorang mengalami infeksi telinga bagian tengah atau cedera kepala. Masa inkubasi tetanus sefalik cukup singkat, yaitu sekitar 1-2 hari.

Penyebab Tetanus

Penyakit tetanus disebabkan karena infeksi bakteri Clostridium tetani. Spora dari bakteri tersebut memiliki kemampuan berkembang biak hampir di mana saja, terutama kotoran binatang, debu, dan tanah.

Spora bakteri bisa masuk dan menginfeksi seseorang melalui luka terbuka. Selanjutnya, spora tersebut berkembang menjadi bakteri yang menghasilkan racun berbahaya bernama tetanospasmin.

Racun itulah yang berperan besar dalam kerusakan sistem saraf yang mengontrol otot (neuron motorik), sehingga menyebabkan kejang otot dan kekakuan pada bagian tubuh yang terluka.

Gejala Tetanus

Gejala tetanus biasanya akan muncul setelah masa inkubasi bakteri selesai. Hal ini tergantung dari jenis tetanus yang diderita, tetapi umumnya 2-10 hari.

Adapun beberapa gejala umum dari penyakit tetanus adalah sebagai berikut:

  • Kekakuan di otot leher.
  • Kejang dan kaku pada otot rahang (lockjaw).
  • Kekakuan pada otot perut.
  • Mengalami kesulitan menelan.
  • Kejang tubuh yang menyakitkan dan berlangsung dalam beberapa menit. Umumnya dipicu oleh beberapa hal seperti suara keras, sentuhan fisik, cahaya, atau angin.
  • Demam dan berkeringat.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Denyut jantung lebih cepat.

Komplikasi Tetanus

Tetanus adalah penyakit serius. Apabila tidak segera ditangani, akan berisiko menimbulkan komplikasi seperti:

A. Gangguan Sistem Pernapasan

Gejala tetanus berupa kejang otot parah dapat memengaruhi otot saluran pernapasan bagian atas, sehingga berisiko mengganggu sistem pernapasan penderitanya.

B. Retak atau Patah Tulang

Apabila kejang otot yang dialami penderita terlalu parah dan dalam jangka waktu lama, tak menutup kemungkinan dapat menyebabkan retak atau patah tulang.

C. Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial adalah jenis infeksi yang terjadi ketika seseorang telah dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama. Adapun infeksi yang mungkin dialami adalah emboli paru, pneumonia, ulkus dekubitus, dan infeksi lainnya.

D. Kematian

Secara tidak langsung, tetanus adalah penyakit yang berisiko mengancam nyawa. Mengapa? Gangguan pernapasan akibat dari komplikasi tetanus dapat menyebabkan kondisi henti jantung dan berujung pada kematian.

Cara Mengobati Tetanus

Ketika Anda terluka, segera bersihkan area luka dan tutup dengan perban untuk mencegah masuknya spora bakteri.

Apabila tubuh Anda mulai menunjukkan gejala infeksi, biasanya dokter akan memberikan beberapa obat yang bertujuan untuk detoksifikasi dan penanganan kejang otot, di antaranya:

  • Antitoksin: Berfungsi menetralkan racun yang belum menyerang sistem saraf tubuh.
  • Antibiotik: Untuk melawan infeksi bakteri C. tetani.
  • Vaksinasi: Diberikan bersamaan dengan antitoksin dan antibiotik kepada penderita yang belum pernah mendapatkan vaksinasi tetanus.
  • Sedatif (penenang): Untuk mengontrol dan meredakan kejang otot.
  • Obat-obatan lain: Beberapa pilihan obat-obatan lain seperti magnesium sulfat dan beta blockers untuk menangani gangguan pernapasan dan detak jantung.

Cara Mencegah Tetanus

Sementara itu, beberapa upaya penanganan luka yang harus Anda lakukan sebagai cara mencegah tetanus adalah sebagai berikut:

  • Segera bersihkan luka dengan air mengalir.
  • Gunakan krim antibiotik.
  • Menutup luka dengan perban.
  • Rutin mengganti perban setiap hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts