Ini 7 Cara Mencegah agar Gejala Asam Urat Tidak Kumat

“Ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mencegah gejala asam urat agar tidak kambuh. Contohnya mulai dari menghindari asupan alkohol, hingga rutin mengonsumsi obat penyakit asam urat.”

Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi terjadi penumpukan kristal asam urat di beberapa bagian tubuh. Contohnya seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan yang paling sering terjadi adalah di jempol kaki.

Rata-rata pengidap asam urat berusia 30 tahun ke atas dan lebih mudah menyerang pria. Namun bagi wanita, asam urat menyerang setelah masa menopause. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan untuk asam urat dapat menyerang usia 20-an.

Nah, pertanyaannya bagaimana cara mencegah gejala asam urat kambuh?

Cara Mencegah Gejala Asam Urat Kambuh

Di bawah ini adalah cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah gejala asam urat agar tidak kumat.

1.  Kurangi asupan alkohol

Konsumsi beralkohol menjadi salah satu pemicu terserang asam urat. Dengan mengurangi atau tidak mengonsumsi sama sekali minuman beralkohol, dapat membantu mencegah gejala asam urat agar tidak kambuh.

2. Menurunkan berat badan

Pengidap obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terserangnya asam urat. Maka dari itu, ada baiknya melakukan diet untuk mengurangi berat badan yang berlebih, sehingga dapat mengurangi risiko terkena asam urat.

3. Berhenti merokok

Jika kamu perokok, sangat disarankan untuk berhenti merokok. Karena berhenti merokok merupakan salah satu pantangan yang harus dilakukan bagi pengidap asam urat

4. Hindari makanan dengan kandungan purin yang tinggi

Hindari konsumsi makanan dengan kandungan purin yang tinggi berlebihan. Makanan dengan purin tinggi seperti jeroan, daging merah, dan seafood dapat memicu kambuhnya asam urat. Memangkas asupan makanan tersebut merupakan salah satu cara untuk mencegah gejala asam urat kambuh.

5. Konsumsi cairan yang cukup

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh juga merupakan langkah yang baik untuk mencegah gejala asam urat agar tidak kambuh.

6. Rutin berolahraga

Berolahraga dengan teratur juga merupakan upaya yang dapat dilakukan guna mencegah gejala asam urat kumat. Namun, sebaiknya hindarilah melakukan olahraga yang berat atau intens. Sebab, jenis olahraga ini dapat memberi banyak tekanan pada persendian.

7. Mengonsumsi obat asam urat secara teratur

Cara mencegah agar gejala asam urat tidak kambuh tentunya dapat dilakukan dengan rutin mengosumsi obat. Hal yang perlu ditegaskan, obat asam urat yang diminum harus berdasarkan saran dan anjuran dokter.

Berbagai Gejala Asam Urat

Ada beberapa gejala gejala asam urat yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Merasakan sakit yang cukup hebat pada satu atau lebih bagian sendi
  • Sendi terasa panas dan terjadi pembengkakan pada area sendi yang terkena asam urat
  • Terjadi kemerahan pada sendi
  • Setelah gejala mereda dan bengkak mengempis, kulit pada area sendi yang terkena akan mengelupas

Gejala-gejala tersebut dapat berkembang dengan cepat selama beberapa jam dan biasanya akan berlangsung selama 3 sampai 10 hari. Setelah waktu ini, rasa sakit akan hilang dan persendian akan kembali normal.

Faktor Pemicu Asam Urat

Terdapat faktor yang dapat meningkatkan seseorang terserang penyakit asam urat, antara lain:

1. Faktor genetik

Faktor genetik dapat meningkatkan risiko mengidap asam urat. Riwayat keluarga yang mengidap asam urat dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami atau mengidap asam urat.

2. Mengonsumsi makanan dengan kandungan purin yang tinggi

Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan purin yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya asam urat. Makanan dengan purin tinggi antara lain adalah jeroan hewan, daging merah, dan beberapa jenis hidangan laut seperti sarden, teri, kerang, atau tuna.

3. Cedera

Cedera fisik juga menjadi salah satu penyebab terjadinya asam urat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat. Perlu dicatat bahwa hal ini bukan menjadi faktor utama terjadinya asam urat. Namun, juga didasari oleh pola makan, gaya hidup, dan kondisi medis pengidap.

4. Kondisi medis tertentu

Ada beberapa kondisi medis yang membuat seseorang rentan terserang asam urat. Contohnya  pengidap penyakit jantung, obesitas, diabetes, penyakit ginjal, penyakit tiroid, kolesterol tinggi, hingga hipertensi.

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

https://kodemistik.com/

https://vip-shiowla.com/

6 Cara Menghilangkan Selulit dan Bikin Kulit Makin Kencang

6 Cara Menghilangkan Selulit dan Bikin Kulit Makin Kencang

Selulit adalah kondisi kulit yang sangat umum. Selulit memang tidak berbahaya, namun kerap menjadi persoalan estetika yang cukup mengganggu bagi sebagian orang.

Bagaimana cara menghilangkan selulit secara alami?

Selulit biasanya hadir berupa lekukan atau tekstur bergelombang di kulit, terutama di area paha, bokong, dan pinggul. Kondisi ini muncul ketika sel lemak menekan jaringan ikat di bawah permukaan kulit, menciptakan tampilan seperti kulit jeruk.

Meski tidak ada cara instan untuk menghilangkan selulit secara permanen, sejumlah perubahan gaya hidup, perawatan kulit, hingga prosedur medis dapat membantu memperbaiki penampilan kulit secara signifikan.

Cara menghilangkan selulit

Bagi Anda yang ingin tampil lebih percaya diri dan bebas sesulit ada beberapa cara mudah dan alami yang bisa dilakukan. Berikut cara menghilangkan selulit secara alami, melansir Very Well Health.

1. Rutin olahraga

Aktivitas fisik secara konsisten adalah salah satu cara paling efektif untuk memperbaiki penampilan selulit, terutama di bagian tubuh bawah.

Latihan kardio seperti jalan cepat, joging, atau bersepeda dapat membantu membakar lemak dan meningkatkan sirkulasi.

Untuk hasil maksimal, kombinasikan olahraga kardio dengan latihan kekuatan sebanyak dua hingga tiga kali seminggu.

Latihan seperti squattrunk curlship abductions, dan leg press bisa membantu mengencangkan otot di area yang cenderung mengalami selulit.

2. Perbanyak minum air

Kulit yang terhidrasi dengan baik lebih elastis, halus, dan tampak lebih sehat. Minum cukup air setiap hari dapat membantu menjaga kelembapan kulit dari dalam serta meningkatkan elastisitasnya, dua faktor yang berkontribusi terhadap berkurangnya tampilan selulit.

Satu studi bahkan menunjukkan bahwa hidrasi dari dalam bisa sama efektifnya dengan pelembap luar dalam menjaga kelembapan kulit.

3. Konsumsi makanan bergizi

Mengonsumsi makanan tinggi serat, sayuran, dan buah-buahan membantu menyeimbangkan berat badan dan mengurangi retensi cairan yang dapat memperparah selulit.

Nutrisi yang cukup juga mendukung kekuatan jaringan ikat di bawah kulit, menjadikan kulit tampak lebih kencang dan kenyal.

4. Coba teknik dry brushing

Dry brushing atau menyikat kulit kering dengan sikat berbulu alami adalah metode tradisional dari pengobatan Ayurvedic. Gerakan menyikat yang dilakukan dengan pola tertentu dipercaya dapat meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang sistem limfatik.

Meski bukti ilmiahnya masih terbatas, beberapa studi menunjukkan bahwa teknik ini bisa membantu memperbaiki penampilan kulit, terutama pada mereka yang telah menjalani prosedur seperti liposuction.

5. Gunakan produk perawatan kulit

Beberapa bahan aktif dalam produk perawatan kulit dipercaya mampu memperbaiki struktur kulit dan menyamarkan selulit. Berikut di antaranya.

Kafein: Meningkatkan sirkulasi darah dan membuat kulit tampak lebih kencang. Bisa digunakan dalam bentuk scrub kopi dan minyak kelapa.

Minyak esensial: Memberikan kelembapan dan tekstur halus saat dipijatkan ke kulit.

Retinol: Merangsang produksi kolagen dan menebalkan kulit bila digunakan secara rutin selama beberapa bulan.

6. Ubah gaya hidup

Langkah-langkah sederhana dalam keseharian bisa berdampak besar dalam mencegah dan mengelola selulit.

Misalnya dengan mengurangi konsumsi alkohol karena bisa memicu dehidrasi dan peradangan kulit.

Anda juga bisa mempertahankan berat badan ideal untuk mencegah fluktuasi berat drastis. Jangan lewatkan waktu tidur, agar produksi kolagen berjalan optimal dan kadar hormon stres menurun.

Hindari merokok, karena merusak jaringan kolagen dan mempercepat penuaan kulit.

Demikian beberapa cara menghilangkan selulit secara alami. Gaya hidup sehat menjadi salah satu kuncinya.

Link Terkait :

SLOT777
SLOT777
MATAUANGSLOT
SLOT777

Ketahui 5 Cara Mudah Mengatasi Sakit Pinggang

Sakit pinggang umum terjadi dan dapat dialami siapa saja. Bila Anda mengalaminya, ada cara mudah mengatasi sakit pinggang yang dapat dilakukan, mulai dari penggunaan kompres hingga konsumsi obat-obatan.

Sakit pinggang ditandai dengan munculnya rasa sakit di punggung bagian bawah atau samping. Kondisi ini sering dipicu oleh beberapa faktor, seperti pertambahan usia, kehamilan, terlalu lama duduk, berat badan berlebih, jarang olahraga, dan kebiasaan mengangkat beban berat.

Selain itu, sakit pinggang juga bisa terjadi akibat masalah kesehatan atau penyakit tertentu, seperti stenosis spinal, saraf kejepit, skoliosis, radang sendi, cedera tulang belakang, dismenore, dan infeksi ginjal atau saluran kemih.

Gejala sakit pinggang pun kerap disertai keluhan lain, mulai dari pinggang terasa kaku hingga sulit digerakkan. Untuk kasus yang ringan, sakit pinggang umumnya bisa ditangani dengan cara sederhana di rumah.

Cara Mudah Mengatasi Sakit Pinggang

Agar sakit pinggang yang dialami tidak berlarut-larut hingga mengganggu aktivitas, ada cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meredakannya, yaitu:

1. Gunakan kompres dingin atau hangat

Kompres dingin dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit di pinggang akibat peradangan atau cedera ringan. Caranya pun cukup mudah, Anda hanya perlu membungkus es dengan kantong atau handuk tipis, lalu tempelkan di bagian pinggang yang nyeri selama 20 menit. Lakukan secara rutin selama 2–3 hari.

Bila rasa nyeri masih hilang timbul selama lebih dari 3 hari, ganti kompres menggunakan air hangat untuk meredakan ketegangan otot dan meningkatkan aliran darah. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk mandi menggunakan air hangat.

2. Lakukan olahraga secara teratur

Cara mengatasi sakit pinggang selanjutnya adalah olahraga secara teratur. Olahraga dapat memperkuat otot dan meningkatkan kelenturan tubuh di bagian pinggang, sehingga bisa meredakan gejala sakit pinggang dan mencegahnya kambuh kembali.

Bila nyeri di pinggang tidak lagi terasa berat, Anda bisa mencoba olahraga ringan, seperti jalan santai, renang, atau yoga. Olahraga ini tergolong baik dan aman dilakukan saat sakit pinggang, karena tidak memberikan beban terlalu banyak pada persendian.

3. Perhatikan posisi tidur

Untuk mengatasi sakit pinggang, Anda juga bisa mencoba tidur dengan posisi telentang dan meletakkan bantal di bawah lutut. Selain itu, tidur dengan posisi menyamping juga dianggap bisa meringankan gejala sakit pinggang dan meredakan otot yang tegang. Letakkan pula bantal atau guling di bagian belakang tubuh.

4. Jagalah postur tubuh tetap baik

Salah satu penyebab umum sakit pinggang adalah kebiasaan duduk membungkuk saat bekerja di depan komputer. Sebaiknya, jaga postur tubuh tetap baik dengan cara duduk tegak dan pastikan bahu tetap rileks. Letakkan pula bantal di belakang tubuh untuk menyangga pinggang.

Penggunaan alas duduk khusus yang memiliki cekungan di bagian belakang juga dapat meringankan keluhan nyeri di area pinggang.

Hindari pula duduk terlalu lama karena dapat memperparah sakit pinggang. Bila pekerjaan Anda menuntut untuk duduk dalam jangka waktu lama, Anda sebaiknya rutin melakukan peregangan atau stretching di sela waktu kerja.  

5. Konsumsi obat pereda nyeri

Untuk mengatasi sakit pinggang, Anda juga bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas di apotek, seperti paracetamol maupun ibuprofen. Pastikan konsumsi obat ini sesuai petunjuk penggunaan di kemasannya.

Pada dasarnya, sakit pinggang karena otot yang tegang dapat diatasi dengan beberapa cara di atas. Namun, bila sakit pinggang sering kambuh meski sudah melakukan cara di atas atau disebabkan oleh kondisi medis tertentu, biasanya dokter akan melakukan terapi khusus seperti manajemen nyeri intervensif pada tulang belakang, akupunktur, fisioterapispinal cord stimulation, bahkan operasi.

Itulah beragam cara mengatasi sakit pinggang yang dapat dilakukan. Sebenarnya, sakit pinggang dapat dicegah dengan cara berolahraga secara teratur, memakai alas kaki yang nyaman, menjaga berat badan ideal, dan mempertahankan posisi tubuh yang ergonomis, baik saat mengangkat barang atau duduk.

8 Cara Pencegahan Cacar Monyet yang Tepat agar Tidak Tertular

Cacar monyet yang disebabkan oleh virus Monkeypox dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jika tidak diatasi dengan serius. Untuk itu, penting mengetahui cara pencegahan cacar monyet sebagai langkah awal penularan penyakit ini. Lantas, bagaimana caranya? Cari tahu jawabannya di bawah ini.

Cara Pencegahan Cacar Monyet

Mencegah cacar monyet melibatkan tindakan-tindakan pencegahan yang serupa dengan pencegahan penyakit menular lainnya. Berikut adalah beberapa langkah cara pencegahan cacar monyet yang bisa Anda lakukan:

1. Hindari Kontak dengan Hewan Liar

Cacar monyet adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan liar ke manusia. Virus Monkeypox, penyebab cacar monyet biasanya ditemukan pada hewan, seperti tikus, tupai, dan primata. Oleh karena itu, cara pencegahan cacar monyet yang sangat penting adalah hindari kontak langsung atau berinteraksi dengan hewan-hewan tersebut.

2. Jangan Sentuh Hewan yang Terlihat Sakit

Hewan yang terlihat sakit atau mati memiliki potensi tinggi untuk menyebarkan infeksi, termasuk cacar monyet. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menyentuh atau berinteraksi dengan hewan yang terlihat sakit atau mati. Infeksi cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dengan sekresi atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.

Jika Anda menemukan hewan yang terlihat sakit atau mati, lebih baik memberi tahu otoritas kesehatan setempat atau pejabat lingkungan agar mereka dapat menanganinya dengan benar tanpa risiko penularan penyakit. Dengan menjauhi hewan-hewan yang terlihat sakit, Anda dapat mengurangi risiko paparan cacar monyet.

3. Cuci Tangan dengan Benar

Mencuci tangan secara teratur dan dengan benar adalah langkah kunci dalam mencegah penyebaran cacar monyet. Tangan kita sering kali menjadi media untuk virus masuk ke tubuh kita, khususnya setelah berinteraksi dengan hewan atau lingkungan yang berpotensi terkontaminasi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah berinteraksi dengan hewan atau lingkungan yang mungkin terpapar virus. Cuci tangan dengan benar membantu menghilangkan virus dan kuman yang mungkin ada di kulit tangan kita sehingga meminimalkan risiko infeksi.

4. Gunakan Pakaian Pelindung

Jika Anda harus merawat atau berinteraksi dengan hewan yang berisiko terinfeksi cacar monyet, penggunaan pakaian pelindung adalah tindakan yang sangat penting. Sarung tangan, jas pelindung, dan perlindungan mata harus digunakan untuk mengurangi risiko kontaminasi tubuh Anda. Pakaian pelindung ini membantu melindungi kulit Anda dari kontak langsung dengan hewan atau bahan yang mungkin terinfeksi.

Selain itu, setelah selesai berinteraksi, pastikan untuk dengan hati-hati melepaskan pakaian pelindung dan mencuci tangan secara menyeluruh. Langkah ini tidak hanya melindungi, tetapi juga mencegah penyebaran virus jika Anda tanpa sadar telah terkontaminasi selama interaksi dengan hewan yang berpotensi terinfeksi cacar monyet. Dengan tindakan ini, Anda dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini.

5. Hindari Konsumsi Hewan Liar yang Tak Terjamin Keamanannya

Salah satu cara pencegahan cacar monyet adalah hindari mengonsumsi daging atau produk hewan liar yang tidak terjamin keamanannya. Virus cacar monyet dapat menyebar melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau melalui produk hewan yang berasal dari daerah yang terkena wabah.

Penting untuk memperhatikan sumber makanan Anda dan menghindari makanan yang berasal dari hewan liar atau daerah yang berisiko tinggi terkena infeksi. Jika Anda memutuskan untuk mengonsumsi daging hewan liar, pastikan untuk memasaknya dengan suhu yang aman. Hal ini karena panas tinggi dapat membantu membunuh virus yang mungkin ada.

6. Vaksinasi

Saat ini, vaksin cacar monyet hanya tersedia di beberapa negara dan umumnya diberikan kepada individu yang berisiko tinggi terpapar virus ini, seperti pekerja laboratorium atau peneliti hewan. Vaksin ini dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi cacar monyet.

Jika Anda bekerja atau tinggal di daerah yang berisiko tinggi terkena cacar monyet atau memiliki pekerjaan yang melibatkan risiko paparan terhadap virus ini, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Hal ini untuk mengetahui apakah vaksin cacar monyet direkomendasikan untuk Anda? Keputusan mengenai vaksinasi harus dibuat berdasarkan faktor-faktor risiko individu dan konsultasi dengan profesional medis yang kompeten.

7. Tindakan Isolasi

Saat terjadi wabah cacar monyet di suatu daerah, tindakan isolasi menjadi sangat penting dalam upaya mencegah penyebaran penyakit yang lebih luas. Ketika seseorang terdiagnosis menderita cacar monyet, penting untuk mengisolasi individu tersebut dari kontak langsung dengan orang lain.

Hal ini penting untuk mencegah penularan virus ke orang lain. Isolasi berarti individu yang terinfeksi harus tinggal terpisah dari keluarga, teman, dan masyarakat umum sampai mereka tidak lagi menunjukkan gejala penyakit atau tidak lagi menularkan virus.

Dengan melakukan isolasi yang tepat, kita dapat memutus mata rantai penularan penyakit ini dan meminimalkan dampak wabah.

8. Jaga Lingkungan

Kawasan lingkungan yang bersih dan terjaga dengan baik juga memegang peran penting dalam mencegah penyebaran cacar monyet. Ini mencakup menjaga kebersihan tempat tinggal, mengelola limbah dengan benar, dan menghindari kontak dengan bahan-bahan yang mungkin terkontaminasi oleh virus cacar monyet. Kebersihan lingkungan membantu mengurangi peluang virus untuk bertahan hidup di permukaan dan bahan-bahan yang mungkin terpapar.

Selain itu, pendekatan ini juga memperhatikan peran penting komunitas dalam menjaga lingkungan mereka agar tetap aman dan bebas dari potensi penularan penyakit yang dapat merugikan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Mencegah cacar monyet melibatkan upaya pencegahan yang ketat, terutama dalam menghindari kontak dengan hewan yang dapat membawa virus ini. Tetap menjaga kebersihan dan terapkan hidup bersih dan sehat untuk melindungi diri dan potensi penularan penyakit ini.

Cara Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang Efektif

Pencegahan penyakit menular seksual bisa dengan cara menjalani gaya hidup sehat, terutama berhubungan intim yang aman. Anda sebaiknya tidak berganti-ganti pasangan seksual dan lakukan vaksinasi untuk mencegah terinfeksi virus penyebab penyakit.

Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang menular melalui hubungan seksual, seperti sperma, darah, dan cairan vagina. PMS dapat memengaruhi kesehatan fisik, emosional, dan sosial pada penderita.

Contoh penyakit menular seksual yang berbahaya dan dapat sebabkan komplikasi serius adalah HIV/AIDS, kutil kelamin, dan klamidia. Kondisi ini terjadi akibat perilaku seks yang tidak aman, baik vaginal, oral, atau anal.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Menular Seksual?

Pada umumnya, penyebab penyakit menular seksual terjadi karena sering berganti lebih dari satu pasangan. Hal ini mampu meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit, seperti gonore, sifilis, dan kutil kelamin.

Infeksi ini menimbulkan beberapa gejala yang dapat mengganggu kesehatan tubuh. Misalnya, perubahan warna urine, rasa sakit saat berhubungan intim, dan terdapat kutil atau kulit memar.

Terdapat beberapa cara menghindari penyakit menular seksual, antara lain:

1. Gunakan Kondom

Menggunakan kondom saat berhubungan intim bisa mencegah masuknya bakteri penyebab penyakit. Anda bisa memilih kondom berbahan lateks untuk mencegah penyakit menular seksual, seperti gonore.

Jika Anda memiliki alergi terhadap bahan lateks, pilih alternatif kondom nonlateks yang nyaman. Namun, kondom ini sering cepat rusak dibandingkan dengan bahan lateks atau karet.

Selain itu, hindari menggunakan handuk atau pakaian dalam dengan orang lain sebagai cara mencegah penularan penyakit sifilis. Anda juga bisa membersihkan organ intim setelah atau sebelum melakukan aktivitas seksual.

2. Tidak Berganti Pasangan Seksual

Cara menghindari penyakit menular seksual adalah tidak berganti lebih dari satu pasangan seksual. Cara ini merupakan langkah paling efektif untuk menghindari penularan penyakit menular.

Anda dan pasangan perlu berkotminmen untuk aktif secara seksual hanya satu sama lain dan rutin melakukan pemeriksaan medis. Hal ini perlu untuk meminimalisir penularan infeksi bakteri, virus, dan parasit. Jika terdapat kutil di organ intim, segera lakukan pengobatan ke dokter sedini mungkin.

3. Sunat untuk Pria

Sunat memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah menurunkan risiko terkena infeksi menular seksual, seperti herpes dan HIV.

Penyakit menular seksual dapat terjadi apabila kulup penis (preputium penis) terkena cairan vagina dan serviks yang terinfeksi virus. Kondisi ini terjadi akibat virus yang masuk ke dalam lipatan atau rongga kulup penis. Oleh sebab itu, pria perlu melakukan sunat untuk menjaga kebersihan penis dan mengurangi risiko gangguan kesehatan.

Proses sunat atau khitan bisa dilakukan sejak umur 6 sampai 10 tahun atau anak yang baru memasuki sekolah dasar. Sebaiknya, hindari sunat ketika usia semakin tua. Hal ini membutuhkan masa pemulihan lebih dan prosedur sunat yang sulit dijalani.

Namun, bagi penderita hipospadia atau gangguan posisi penis, pastikan untuk berkonsultasi dulu dengan spesialis urologi karena memiliki kelainan tertentu. Penderita hemofilia juga berisiko mengalami pendarahan apabila menjalani sunat.

4. Hindari Seks Bebas

Salah satu cara untuk mencegah penyakit menular seksual adalah menghindari seks bebas. Berhubungan seksual dengan banyak orang mampu meningkatkan risiko terkena sifilis, gonore, dan kutil kelamin.

Pada kasus yang parah, kondisi ini menyebabkan kanker yang sulit sembuh. Seks bebas sering terjadi pada usia remaja tanpa ikatan pernikahan. Akibatnya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual (IMS).

5. Hindari Konsumsi Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman sintetis atau semi sintesis. Obat ini memicu penurunan kesadaran, rasa sakit yang hilang, dan ketergantungan.

Dampak yang muncul akibat dari konsumsi narkoba, yaitu mudah mengalami infeksi menular seksual. Umunya, pecandu narkoba aktif secara seksual, baik pada pria maupun wanita. Kondisi ini menyebabkan aktivitas seksual yang tidak aman secara sadar atau tidak sadar.

6. Kurangi Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan mampu meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual. Minuman ini mengandung etanol yang memberikan efek memabukkan dan mengganggu kesehatan tubuh.

Selain itu, alkohol mampu menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit. Kecanduan alkohol juga bisa meningkatkan gaya hidup tidak sehat, seperti seks bebas.

7. Lakukan Vaksinasi

Cara mencegah penyakit menular seksual dapat dengan melakukan vaksinasi, seperti HPV dan hepatitis B. Vaksin HPV berperan penting dalam mencegah terjadinya kanker serviks.

Vaksin hepatitis B dapat diberikan sejak bayi lahir pada dosis pertama. Selanjutnya, dosis kedua dan ketiga bisa dilakukan dengan jarak selama empat minggu.

8. Tidak Berhubungan Intim dengan Penderita PMS

Berhubungan intim dengan penderita PMS mampu meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual. Jika Anda mulai menyadari hal ini, segera lakukan pengobatan ke dokter sampai infeksi penyakit benar-benar pulih. Gejala yang mungkin muncul adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan vagina terasa panas atau gatal.

Apabila gejala tidak kunjung membaik setelah perawatan rumahan dan bahkan semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.

Cacar Air: Gejala, dan Cara Efektif Mencegah Penyebarannya

Banyak orang mengira cacar air adalah penyakit yang hanya menyerang anak-anak sekali seumur hidup. Memang ada beberapa kasus yang demikian. Namun orang dewasa yang sebelumnya tidak pernah terkena atau menerima vaksin cacar air masih bisa terinfeksi penyakit tersebut.

Mengenal Cacar Air

Cacar air yang juga dikenal sebagai varicella adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Virus ini menular. Ketika seseorang terkena infeksi, akan muncul ruam atau bintik-bintik merah kecil yang gatal pada kulit. Lalu ruam ini berkembang menjadi gelembung berisi cairan hingga membentuk keropeng sebelum akhirnya sembuh.

Virus yang menyebabkan cacar air biasanya menyebar lewat udara misalnya melalui batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi. Ketika terkena infeksi virus ini, seseorang bisa menulari orang lain selama 1-2 hari sebelumnya timbulnya ruam dan sampai semua gelembung menjadi keropeng, umumnya 4-5 hari. Adapun jarak antara kontak dengan virus dan berkembangnya penyakit bervariasi tergantung individu.

Karena virus cacar air ini menular, orang yang terinfeksi mesti mengisolasi diri dengan cara tidur sendiri, menggunakan pakaian dan barang-barang tidak secara bergantian. Menurut NHS, cacar air sangat umum terjadi pada anak berusia diatas 9 bulan hingga 10 tahun. Anak-anak lebih sering terkena infeksi virus varicella antara Maret dan Mei terutama di lingkungan sekolah atau tempat penitipan anak yang ramai.

Gejala

Gejala cacar air pada anak-anak dan orang dewasa secara umum sama. Namun biasanya gejala pada orang dewasa lebih parah. Gejala itu antara lain:

  • Demam, badan pegal linu, dan sakit kepala 1-2 hari sebelum muncul ruam
  • Bintik-bintik merah yang gatal muncul di dada, wajah, leher, dan kulit kepala
  • Jika bintik-bintik ini digaruk, bisa meninggalkan bekas luka
  • Nafsu makan menurun
  • Sakit kepala
  • Gangguan pernapasan

Gejala cacar air ini biasanya menghilang dalam waktu 2-4 minggu setelah ruam pertama kali muncul.

Penyebab

Penyebab cacar air adalah virus varicella-zoster. Virus ini amat menular dan bisa menyebar lewat udara. Virus varicella mampu hidup dalam lendir hidung dan tenggorokan sehingga bisa menyebar ke udara saat bersin atau batuk.

Orang yang pernah terinfeksi virus varicella akan memiliki kekebalan terhadap virus tersebut sehingga tidak akan terkena lagi di kemudian hari. Namun virus ini bisa bertahan di sistem saraf dan kembali aktif dalam tubuh sehingga menyebabkan cacar ular atau herpes zoster pada orang dewasa.

Seseorang lebih berisiko terkena cacar air jika:

  • Berusia di atas 9 bulan hingga dewasa
  • Tidak pernah mendapat vaksin cacar air atau tidak pernah terkena cacar air sebelumnya
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya orang dengan HIV/AIDS, sedang menjalani kemoterapi, atau mengonsumsi obat imunosupresan
  • Tinggal, bekerja, atau sering beraktivitas di tempat yang padat, misalnya sekolah, tempat penitipan anak, atau kantor dengan banyak karyawan
  • Berkontak dengan orang yang terinfeksi virus varicella-zoster
  • Kurang baik dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Cara Dokter Mendiagnosis Cacar Air

Dokter umumnya dapat menegakkan diagnosis cacar air berdasarkan gejala klinis serta riwayat kesehatan pasien. Dokter akan mengamati ruam bintik atau gelembung cacar pada kulit dan menanyakan gejala yang dialami pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, dokter biasanya sudah bisa memberikan diagnosis.

Meski demikian, sebagian besar diagnosis cacar air sudah cukup bersumber dari gejala pasien dan pemeriksaan fisik. Selain bintik-bintik merah di kulit, gejala seperti demam, letih lesu, dan sakit kepala sudah bisa menjadi dasar untuk menegakkan diagnosis.

Cara Mengatasi Cacar Air

Cacar air biasanya bisa hilang sendiri jika imunitas pasien baik. Tak ada penanganan spesifik untuk anak ataupun orang dewasa yang terkena cacar air. Mereka bisa menjalani perawatan sendiri di rumah, biasanya untuk meredakan rasa gatal di kulit atau gejala lain yang mengganggu. Yang pasti, jangan pernah menggaruk ruam bintik atau gelembung yang muncul karena bisa menyebabkan bekas luka permanen dan infeksi kulit.

Cara yang aman untuk mengatasi gejala cacar air antara lain:

  • Tidur cukup (mengistirahatkan diri)
  • Makan makanan bergizi, minum vitamin untuk meningkatkan imunitas
  • Mandi dengan air hangat dan larutan anti gatal
  • Menggunakan krim atau pelembab setelah mandi untuk mengurangi rasa gatal
  • Menggunakan parasetamol untuk mengatasi demam atau ketidak nyamanan

Komplikasi

Komplikasi cacar air bisa terjadi karena virus sudah menyebar ke bagian tubuh lain atau ada infeksi tambahan oleh bakteri. Terutama pada orang dengan komorbid atau dengan imunitas rendah. Komplikasi yang bisa terjadi termasuk:

  • Sepsis atau penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, seperti kulit, jaringan lunak, tulang, persendian, dan aliran darah
  • Pneumonia atau radang paru-paru
  • Peradangan otak atau ensefalitis

Bagi orang yang terinfeksi cacar air ketika hamil, terutama hamil muda, ada juga potensi komplikasi berupa kelainan saat lahir atau abnormalitas yang dialami bayi ketika lahir.

Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah cacar air adalah mempraktikkan hidup bersih dan sehat. Cara lainnya termasuk:

  • Menerima vaksin cacar air
  • Menghindari kontak dengan orang sedang yang terkena cacar air
  • Kurangi kontak dengan orang sekitar karena dapat menular melalui udara

Vaksin memang bukan jaminan seseorang tak akan terkena cacar air. Namun apabila terinfeksi, gejala yang dialami umumnya tidak parah.

8 Cara Mencegah Stroke yang Bisa Dilakukan sejak Usia Muda

Cara mencegah stroke dapat dilakukan sekarang juga, tanpa memandang usia, gejala yang terjadi, maupun riwayat keluarga yang pernah terkena stroke. Beberapa cara tersebut dapat berupa perubahan gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, hingga berhenti merokok.

Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang bertugas membawa oksigen dan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak. Tanpa asupan darah dan oksigen yang cukup, sel-sel otak tidak akan berfungsi bahkan mati.

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke, seperti memiliki keluarga dengan riwayat penyakit stroke, berjenis kelamin lelaki, dan pertambahan usia. Meskipun dapat berakibat fatal, kondisi ini bisa dihindari dengan menerapkan cara mencegah stroke.

Beberapa Cara Mencegah Stroke

Anda memang tidak bisa mengubah kenyataan akan riwayat penyakit yang dimiliki keluarga dan pertambahan usia. Namun, Anda masih bisa mengurangi risiko terkena stroke dengan menerapkan cara mencegah stroke seperti berikut ini:

1. Mengonsumsi makanan sehat

Mengatur pola makan dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah stroke. Pasalnya, pola makan yang tidak sehat dapat memicu kelebihan berat dan obesitas yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke hingga 22% lebih tinggi.

Oleh karena itu, konsumsilah makanan sehat, seperti, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, ikan, daging unggas maupun daging tanpa lemak sebagai cara mencegah stroke. Batasi juga konsumsi garam dan gula untuk menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula. Dengan begitu, risiko terkena stroke pun berkurang.

2. Melakukan olahraga

Selain mengonsumsi makanan sehat, Anda juga perlu melakukan olahraga untuk mencegah stroke. Dengan berolahraga secara teratur setidaknya 30 menit sehari, Anda dapat mengurangi faktor pemicu stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol.

Tidak perlu langsung melakukan aktivitas olahraga yang berat, Anda dapat memulai langkah sederhana dengan berjalan santai setiap pagi setelah sarapan, menggunakan tangga dibandingkan lift saat di kantor, atau menjadi anggota klub kebugaran bersama teman.

3. Menghentikan kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terkena stroke 2−4 kali lebih tinggi. Hal ini karena nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah, serta karbon monoksida dalam asap rokok bisa menurunkan kadar oksigen di dalam darah.

Selain itu, tembakau juga dapat meningkatkan kadar trigliserida, membuat darah lebih mudah menggumpal, dan merusak pembuluh darah.

Oleh karena itu, sebagai cara mencegah stroke, Anda dapat menghentikan kebiasaan merokok. Berhenti merokok selama 2−4 tahun terbukti dapat menurunkan risiko terkena stroke.

4. Menghentikaan kebiasaan mengonsumsi alkohol

Cara mencegah stroke lainnya yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi alkohol. Jenis minuman ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan fibrilasi atrium. Kedua kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko terkena stroke.

Selain itu, minuman beralkolhol juga mengandung kalori yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan makin meningkatkan risiko terkena stroke. Apabila Anda benar-benar ingin terhindar dari stroke, sebaiknya hentikan konsumsi alkohol sekarang juga.

5. Mengontrol tekanan darah

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab terbesar terjadinya stroke baik pada laki-laki maupun wanita. Tingginya tekanan darah dapat pembuluh darah menjadi rapuh dan penyumbatan pembuluh darah. Keduanya bisa melemahkan pembuluh darah arteri dan membuatnya lebih mudah pecah.

Untuk mencegah kondisi ini terjadi sekaligus sebagai cara mencegah stroke, Anda perlu mengontrol tekanan darah agar tetap stabil. Caranya adalah dengan tidak mengonsumsi garam lebih dari 1.500 miligram sehari, tidak mengonsumsi makanan yang tinggi kolesterol, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, berolahraga, serta berhenti merokok.

6. Mengelola kadar gula darah

Tidak hanya tekanan darah tinggi, stroke juga dapat dipicu oleh diabetes. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dari waktu ke waktu. Selain itu, diabetes juga dapat menyebabkan timbunan atau gumpalan lemak di pembuluh darah otak, yang berisiko mempersempit hingga menghentikan aliran darah ke otak.

Sebagai cara mencegah stroke, Anda sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah, menerapkan diet untuk penderita diabetes, berolahraga, dan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter untuk menjaga kadar gula darah.

7. Menurunkan kadar kolesterol

Pola makan yang buruk sering kali menyebabkan peningkatan kadar kolesterol. Hal ini tidak hanya dialami oleh orang tua, tetapi juga oleh anak muda yang menjalani pola hidup tidak sehat. Kondisi tersebut sangat berpotensi meningkatkan risiko terkena stroke.

Anda dapat melakukan pemeriksaan kolesterol sebagai langkah deteksi dini stroke. Selain itu, konsumsilah makanan sehat seperti buah, sayur, biji-bijian, dan daging tanpa lemak, serta obat penurun kolesterol untuk mengurangi risiko penyumbatan arteri yang dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

8. Menjaga kualitas tidur

Penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Beberapa masalah tidur, seperti insomniasleep apnea, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, hingga tidur lebih dari 9 jam, pun dikaitkan dengan meningkatnya risiko terkena stroke.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas dan waktu tidur antara 7−8 jam sehari. Selain itu, daripada menghabiskan waktu untuk tidur hingga siang hari, lebih baik Anda melakukan olahraga di pagi hari sebagai cara mencegah stroke sekaligus salah satu upaya menerapkan pola hidup sehat.

Stroke bisa menyerang siapa pun secara tiba-tiba dan kapan saja. Bila Anda memiliki risiko terkena stroke, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini. Selain itu, Anda juga bisa menerapkan cara mencegah stroke di atas dan mulai mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Apa Itu Penyakit TBC? Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Pencemaran udara yang tinggi di beberapa kota Indonesia mengakibatkan munculnya penyakit yang berkaitan dengan gangguan pernapasan. Salah satunya adalah tuberkulosis atau sering disingkat sebagai TBC.

Berdasarkan informasi dari website TOSS TBC terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, negara kita menempati posisi kedua kasus TBC terbanyak di dunia dengan jumlah kasus sebanyak 969.000 pada tahun 2021. Peningkatan jumlah kasus penyakit ini membuat kita harus menyadari penyebab TBC dan cara mencegahnya.

Pengertian Penyakit TBC

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang memengaruhi sistem pernapasan, terutama paru-paru dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis atau bakteri TBC. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang penyebarannya melalui udara.

Tuberkulosis menyebar dengan mudah di area yang terdapat banyak orang berkumpul dalam kerumunan atau masyarakatnya tinggal dalam kondisi padat. Orang dengan HIV/AIDS dan orang lain dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular tuberkulosis.

Gejala Penyakit TBC

TBC terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Setiap tahap TBC ditandai dengan gejala yang berbeda yang muncul pada beberapa bagian tubuh.

Gejala Awal TBC

Gejala awal TBC termasuk gejala umum yang meliputi:

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu

  • Batuk berdahak atau mengandung darah.

  • Rasa lelah yang berlebihan

  • Demam tinggi atau tubuh berkeringat malam hari

  • Kehilangan nafsu makan

  • Penurunan berat badan

  • Kesulitan menambah berat badan atau pertumbuhan pada anak-anak

Gejala Lanjutan TBC

Gejala lanjutan TBC terjadi pada penyakit TBC tahap aktif. Gejalanya mencakup:

  • Batuk berdahak atau berdarah

  • Nyeri dada

  • Nyeri saat bernapas atau batuk

  • Demam

  • Kedinginan

  • Badan berkeringat malam hari

  • Penurunan berat badan

  • Tidak memiliki nafsu makan

  • Kelelahan

Penyebab Penyakit TBC

Berikut adalah penjelasan mengenai penyakit TBC serta faktor risiko yang menyertainya.

Bakteri Penyebab TBC dan Cara Penularannya

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Orang yang menderita penyakit TBC tahap aktif di paru-paru atau kotak suara dapat menyebarkan penyakit ini. Mereka melepaskan tetesan kecil (droplets) yang membawa bakteri TBC melalui udara saat berbicara, batuk, atau bersin. Seseorang bisa terinfeksi setelah terhirup tetesan tersebut.

TBC menyebar lebih cepat ketika orang menghabiskan banyak waktu bersama pada ruangan yang bersifat indoor. Jadi penyakit ini mudah menyebar di tempat-tempat di mana orang tinggal atau bekerja bersama untuk jangka waktu lama. Selain itu, penyakit ini lebih mudah menyebar di kerumunan yang padat.

Faktor Risiko TBC

Beberapa kondisi yang membuat penyakit TBC mudah menular adalah:

  • Tinggal dengan seseorang yang menderita TBC tahap aktif.

  • Tinggal atau bepergian ke area dengan kasus TBC yang tinggi.

  • Tinggal di komunitas yang diidentifikasi berisiko tinggi terkena tuberkulosis.

  • Bekerja di bidang kesehatan dan merawat orang-orang dengan risiko tinggi terkena TBC.

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga meningkatkan risiko penyakit TBC tahap aktif.

  • Penyakit seperti HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal akut, kanker di area kepala, leher, dan darah.

  • Menjalani pengobatan kanker, penggunaan steroid yang diresepkan dalam jangka panjang.

  • Malnutrisi atau berat badan rendah.

  • Gaya hidup tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol.

  • Faktor usia, di mana anak usia di bawah 5 tahu memiliki risiko tinggi terkena TBC aktif. Sementara itu, usia 65 tahun ke atas menandakan sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga risiko terkena TBC aktif lebih tinggi.

Cara Mencegah Penyakit TBC

Lantas, pencegahan apa yang dilakukan untuk menghindari TBC? Berikut adalah penjelasannya:

1. Vaksinasi TBC

TBC dicegah dengan pemberian vaksinasi bacille Calmette-Guerin (BCG). Vaksinasi BCG direkomendasikan untuk beberapa orang yang memiliki risiko tertular bakteri TBC atau mengalami penyakit TBC secara serius, termasuk:

  • Bayi dan batita yang tinggal di area dengan kasus TBC yang tinggi.

  • Bayi dan anak-anak yang tinggal dengan seseorang yang menderita TBC.

  • Orang yang berusia 35 tahun ke bawah yang menghabiskan lebih dari 3 bulan di negara di mana TBC lebih umum terjadi.

  • Orang yang berisiko tertular TBC melalui pekerjaan, seperti tenaga kesehatan yang bekerja dengan orang yang menderita TBC.

2. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Pencegahan TBC juga mencakup menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Langkah ini meliputi:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk atau bersin.

  • Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan bagian dalam ketika batuk atau bersin.

  • Penggunaan masker oleh orang yang menderita batuk atau demam dapat mengurangi risiko penularan TBC kepada orang di sekitarnya.

  • Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik dengan membuka jendela atau memasang ventilasi untuk mengurangi penyebaran kuman TBC.

3. Menghindari Faktor Risiko Terkena TBC

Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan terkena TBC. Untuk mengurangi risiko, lakukan beberapa langkah di bawah ini:

  • Hindari kontak langsung dengan orang yang menderita TBC aktif, terutama selama masa pengobatan.

  • Upayakan menghindari kehidupan di area padat yang memudahkan penyebaran TBC.

  • Menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan tidur yang cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh lebih mampu melawan infeksi TBC.

  • Merokok dan konsumsi alkohol dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga berhenti dari kebiasaan ini dapat membantu mengurangi risiko terkena TBC.

Perbedaan TBC dengan Batuk Biasa

Salah satu akibat penyakit TBC adalah munculnya gejala berupa batuk. Namun, Anda perlu membedakan antara batuk akibat TBC dan batuk biasa.

Batasan antara batuk TBC dan batuk biasa dapat dilihat dari gejala pendamping yang muncul. Penyakit TBC biasanya disertai dengan gejala pendamping lainnya, sedangkan batuk biasa umumnya tidak disertai dengan gejala khas lainnya.

Batuk TBC sering disertai dengan gejala-gejala lain yang muncul bersamaan. Beberapa gejala batuk TBC meliputi:

  • Demam

  • Badan menggigil.

  • Badan berkeringat malam hari.

  • Kehilangan nafsu makan.

  • Penurunan berat badan drastis.

  • Nyeri dada.

  • Sulit bernapas.

Sedangkan batuk biasa disebabkan oleh beberapa kondisi lain seperti:

  • Asma

  • Alergi

  • Refluks Asam Lambung (GERD)

  • Iritasi Jalan Napas karena Paparan Polusi

  • Penyakit Paru Lainnya

Tuberkulosis memang bisa disembuhkan, tetapi pasien harus patuh dengan proses pengobatan TBC, seperti mengonsumsi obat yang direkomendasikan. Kuman TBC yang resisten terhadap obat membutuhkan pengobatan TBC lebih lama dan jenis obat yang lebih banyak. Jika tidak diobati, TBC dapat berakibat fatal. Pengobatan untuk penyakit TBC aktif biasanya berlangsung selama enam hingga dua belas bulan.

Sementara itu, pengobatan batuk biasa tergantung pada penyebabnya. Jika batuk disebabkan oleh bakteri selain TBC, biasanya antibiotik akan diberikan selama 5-14 hari tergantung pada jenis bakteri tersebut.

TBC merupakan penyakit serius yang memerlukan pengobatan khusus, termasuk pemberian obat-obatan yang ketat dan pemantauan medis yang cermat. Pasien TBC perlu menjalani pengobatan yang cukup lama dan mematuhi rencana pengobatan untuk mencegah resistensi obat dan penyebaran penyakit.

Di sisi lain, batuk biasa, meskipun bisa disebabkan oleh berbagai kondisi seperti alergi atau infeksi ringan, umumnya membutuhkan perawatan yang lebih sederhana dan dapat diatasi dengan obat-obatan umum. Dengan membedakan keduanya, pasien dapat mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai dengan penyakit yang diderita, memastikan kesembuhan yang cepat dan efektif, serta mencegah penularan penyakit TBC.

Kesimpulan

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejalanya meliputi batuk yang berkepanjangan, demam, badan berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan kelelahan. TBC dapat menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah TBC tidak bisa dianggap diabaikan. Langkah-langkah sederhana seperti mencuci tangan secara teratur, menghindari kontak dekat dengan penderita TBC, memastikan sirkulasi udara yang baik di ruangan, dan mengenakan masker ketika diperlukan dapat mengurangi risiko penularan TBC.

Jika seseorang mengalami gejala TBC, segeralah mencari bantuan medis. Diagnosis dini dan pengobatan TBC yang tepat dapat mencegah penyebaran penyakit ini dan memastikan kesembuhan pasien.

https://prediksirumahnagker.com

https://warkopblokf.com

https://staging.jmc.edu.ph/

https://bulletin.csechem.org

https://pafikotamedanlabuhan.org

Penyakit Lupus: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Tubuh kita memiliki sistem imun yang berfungsi melawan serangan/infeksi dari luar yang mengancam, misalnya bakteri, virus, atau jamur. Namun pada beberapa kondisi sistem ini berlebihan dan tak mampu membedakan sel-sel tubuh yang normal dan yang sel-sel yang patogen  sehingga justru membahayakan tubuh sendiri. Penyakit lupus adalah salah satu bentuk kondisi kegagalan fungsi sistem imun tersebut. Upaya pengobatan yang dilakukan saat ini mampu mengendalikan aktifitas penyakit sehingga perburukan dan komplikasi yang ditimbulkan dapat dicegah sehingga penyintas/pengidap bisa memiliki usia harapan hidup yang normal jika mendapat penanganan yang tepat.

Mengenal Penyakit Lupus

Penyakit lupus adalah penyakit autoimun, yakni kondisi ketika sistem imun tubuh memproduksi antibodi yang justru menyerang jaringan sehat pada orang itu sendiri seolah-olah merupakan benda asing, seperti virus atau bakteri. Normalnya, sistem imun akan mendeteksi dan melawan benda asing atau antigen yang masuk dan bisa membahayakan tubuh, sehingga akan melindungi tubuh dari infeksi.

Namun, pada orang yang menderita penyakit lupus, sistem imun tak dapat membedakan antara antigen dan jaringan sehat dari tubuh sendiri. Akibatnya, sistem imun malah mengarahkan antibodi yang diproduksi untuk menyerang jaringan yang sehat hingga menyebabkan peradangan dan nyeri tubuh, lalu pada akhirnya menimbulkan kerusakan jaringan.

Istilah medis penyakit lupus adalah systemic lupus erythematosus atau SLE. Lupus adalah masalah kesehatan yang kompleks dan mempengaruhi orang secara berbeda-beda. Penyakit ini bisa mempengaruhi sendi dan kulit, bisa juga pembuluh darah hingga organ-organ dalam.

Dikenal beberapa jenis/tipe penyakit lupus, antara lain:

  • Lupus nefritis: peradangan pada ginjal yang disebabkan oleh lupus
  • Lupus neonatal: penyakit lupus yang mempengaruhi bayi baru lahir
  • Subacute cutaneous lupus erythematosus: lupus yang menyebabkan luka kulit pada area tubuh yang terpapar sinar matahari
  • Discoid lupus erythematosus: lupus yang menyebabkan ruam kulit yang tidak mudah hilang
  • Lupus terinduksi obat: lupus yang terjadi karena konsumsi oleh obat-obatan tertentu

Gejala

Gejala utama penyakit lupus termasuk:

  • Kelelahan ekstrem
  • Demam berkepanjangan
  • Sendi nyeri, kaku, dan bengkak
  • Sariawan yang berulang
  • Ruam berbentuk kupu-kupu di wajah yang menutupi pipi dan pangkal hidung
  • Lesi kulit yang terjadi karena paparan sinar matahari
  • Jari tangan dan kaki memutih atau membiru saat terkena dingin atau selama periode stres
  • Sesak napas
  • Sakit dada terutama ketika mengambil napas panjang dan berbaring
  • Mata kering
  • Rambut rontok
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Kejang
  • Hilang ingatan

Penyebab

Penyebab pasti penyakit lupus tak diketahui. Namun ada beberapa potensi pemicunya, seperti:

  • Genetik: riwayat lupus dalam keluarga membuat orang lebih rentan terkena penyakit ini
  • Infeksi: infeksi tertentu bisa menimbulkan lupus atau membuat lupus kambuh
  • Sinar matahari: paparan sinar matahari bisa memicu lupus dan menyebabkan lesi pada kulit
  • Hormon: diduga ada kemungkinan hormon estrogen sebagai pemicu lupus karena banyak wanita mengalami gejala lupus sebelum periode menstruasi dan/atau selama kehamilan saat produksi estrogen tinggi
  • Obat-obatan: obat tertentu, seperti obat antikejang dan antibiotik, dapat memicu gejala lupus

Cara Dokter Mendiagnosis Penyakit Lupus

Penyakit lupus menimbulkan gejala yang berbeda-beda dan seringkali membingungkan sehingga mungkin butuh waktu lebih lama hingga bisa ditegakkan diagnosis. Gejala penyakit ini serupa dengan banyak penyakit lain sehingga kerap disebut “si peniru ulung”, “seribu wajah”.

Dokter akan membuat diagnosis lupus dengan memeriksa gejala yang dialami, seperti demam, pembengkakan, ruam, dan nyeri sendi. Dokter juga akan mengecek riwayat kesehatan pasien dan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengidap penyakit lupus.

Adapun tes yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis penyakit lupus adalah antinuclear antibody (ANA) test. Tes ini tidak spesifik digunakan untuk lupus, tapi hasilnya bisa membantu dokter mendapatkan informasi lebih banyak tentang kondisi pasien guna menegakkan diagnosis.

Tes lain juga mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi penyakit lupus yang diderita pasien, seperti:

  • Tes hitung darah lengkap
  • Asesmen kondisi ginjal dan hati
  • Tes analisis urine
  • Pemindaian sinar-X pada dada
  • Ekokardiogram atau USG jantung
  • Biopsi kulit

Cara Mengatasi Penyakit Lupus

Penyakit lupus tak bisa disembuhkan atau dihilangkan tapi bisa dikendalikan. Penanganan penyakit ini meliputi upaya menekan aktifitas sistem imun, pemantauan terhadap kondisi pasien dan perawatan terhadap gejalanya. Jenis penanganan yang diberikan bergantung pada tingkat keparahan kondisi dan sejauh mana sistem tubuh terpengaruh. Seringkali pasien memerlukan kombinasi penanganan profesional, antara lain:

1. Pengobatan

Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat digunakan untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan peradangan. Lalu obat kortiskosteroid sebagai penanganan jangka pendek untuk kasus lupus sedang hingga parah. Kemudian beberapa obat yang spesifik seperti antimalaria dapat mengurangi respons autoimun tubuh. Obat lainnya juga bisa digunakan untuk meredam respons sistem imun yang abnormal dan meredakan gejala lain.

2. Istirahat dan olahraga

Istirahat dapat meredakan rasa lelah, nyeri, dan peradangan. Olahraga juga penting untuk menjaga kekuatan otot, mengurangi kekakuan sendi, dan menjaga mobilitas.

3. Menghindari sinar matahari

Sinar matahari bisa memicu luka bakar dan ruam kulit pada beberapa orang yang menderita lupus. Karena itu, pasien yang sensitif terhadap sinar matahari harus menghindari paparan sinar antara pukul 10 siang dan 3 sore. Bila berkegiatan di luar ruangan, gunakan tabir surya dan pakaian pelindung kulit.

4. Hindari rokok

Pengidap lupus yang merokok harus menghentikan kebiasaannya. Asap rokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta memperparah kerusakan organ yang disebabkan oleh penyakit lupus.

5. Terapi alternatif dan diet

Pasien lupus juga bisa menjalani terapi alternatif untuk mendapatkan ketenangan dan mengurangi stres, misalnya dengan yoga dan meditasi. Perbaikan pola makan juga penting untuk menjaga asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat.

Komplikasi

Penyakit lupus bisa menyebabkan berbagai macam komplikasi yang ringan hingga serius, seperti:

  • Anemia
  • Risiko perdarahan atau pembekuan darah
  • Radang pembuluh darah
  • Kerusakan ginjal atau gagal ginjal
  • Radang selaput rongga dada
  • Sakit kepala
  • Perubahan perilaku
  • Halusinasi
  • Stroke
  • Kejang
  • Radang otot jantung
  • Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung

Pencegahan

Karena sifatnya autoimun, pencegahan lupus tak bisa dilakukan sepenuhnya, namun orang-orang bisa mengambil langkah antisipasi dengan mewaspadai dan menghindari faktor risiko yang dapat memicu timbulnya ataupun kambuhnya penyakit lupus.

Kapan Harus ke Dokter?

Penyakit lupus memerlukan penanganan medis dan profesional. Bila ada gejala lupus, segera hubungi dokter untuk menjadwalkan konsultasi dan pemeriksaan. Terutama bila memiliki riwayat lupus dalam keluarga.

6 Makanan yang Dapat Membantu Menyembuhkan Sariawan

“Mengatasi sariawan juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tertentu. Mulai dari yoghurt, hingga makanan yang kaya akan kandungan vitamin C seperti jeruk.”

Sudah tahu akan ada beberapa hal atau faktor yang dapat memicu terjadinya sariawan?  Sebut saja menurunnya kekebalan tubuh, hingga kurangnya asupan vitamin B, zat besi, hingga cedera akibat menyikat gigi terlalu keras atau menggigit bibir secara tidak sengaja.

Nah, kabar baiknya sariawan tak selalu harus diatasi dengan obat-obatan. Sebab, ada beberapa makanan yang dapat membantu proses penyembuhan sariawan, dan mengurangi risiko luka sariawan menjadi lebih buruk.

Mau tahu apa saja makanan-makanan tersebut? Berikut ulasannya!

Makanan yang Dapat Membantu Mengatasi Sariawan

Sariawan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya luka di area mulut dan dapat dapat menimbulkan rasa nyeri. Luka yang muncul tersebut sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Oleh sebab itu, ada baiknya sariawan diatasi sedini mungkin agar lukanya tidak semakin parah. Nah, berikut ini adalah beberapa makanan yang dapat dikonsumsi untuk membantu mengatasi sariawan, antara lain:

1. Makanan dengan kandungan vitamin C tinggi

Menurunnya sistem kekebalan tubuh dapat menjadi penyebab sariawan. Maka dari itu, makanan yang kaya akan kandungan vitamin C tinggi seperti buah jeruk, buah delima, dan berbagai sayuran hijau cocok untuk mengatasi sariawan.

Sebab, vitamin C dapat meningkatkan kembali sistem kekebalan tubuh dan melawan sariawan yang membandel.

2. Yoghurt

Yoghurt probiotik mengandung bakteri baik yang dapat mempercepat pemulihan luka sariawan. Di samping itu, yoghurt juga dapat membantu mulut mengembalikan keseimbangan antara bakteri baik dan jahat dalam mulut.

Yoghurt juga merupakan makanan yang lembut, sehingga cocok untuk dikonsumsi pengidap sariawan yang sulit menelan makanan. Selain kaya akan probiotik, yoghurt juga tinggi akan nutrisi lain yang baik bagi tubuh, seperti protein, vitamin B, dan kalsium.

3. Madu

Madu adalah salah satu obat sariawan alami dan dinilai cukup efektif untuk mengatasi sariawan. Sebab, madu memiliki sifat antibakteri dan juga antiradang. Keduanya dapat mempercepat pemulihan sariawan dan mengurangi rasa perih akibat luka yang ditimbulkan.

Kamu dapat meminum atau mengoleskan madu pada luka sariawan yang muncul di sekitar area mulut.

4. Makanan yang kaya akan vitamin B

Sariawan dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B pada tubuh. Oleh sebab itu, ada baiknya untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B bila sedang mengalami sariawan. Misalnya seperti telur, ikan, susu kedelai, daging, dan tiram agar sariawan cepat pulih.

5. Makanan tinggi zat besi

Penting diketahui bahwa kurangnya asupan zat besi pada tubuh juga dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan. Untuk mengatasinya, kamu dapat mengonsumsi beberapa makanan kaya zat besi.

Misalnya seperti daging sapi, tiram, hati ayam, kalkun, wijen, labu, kentang, dan brokoli. Selain untuk meredakan sariawan, makanan yang kaya zat besi juga dapat menguatkan tulang dan otot pada tubuh.

6. Air kelapa

Meski bukan termasuk sebagai makanan, tapi siapa sangka bahwa air kelapa dapat dikonsumsi untuk mengatasi sariawan. Sebab, dalam air kelapa terkandung antioksidan yang baik untuk tubuh dalam melawan penyakit. Selain itu, air kelapa juga mengandung nutrisi seperti magnesium, potassium hingga vitamin C.

Jika mengalami sariawan, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Kamu Lakukan

Selain makanan di atas, memenuhi asupan nutrisi penting seperti vitamin C, B, zat besi, serta asam folat penting dilakukan. Hal ini bertujuan agar risiko terjadinya sariawan dapat dikurangi. Kamu juga dapat memenuhi asupan nutrisi tersebut melalui konsumsi vitamin dan suplemen.